Membaca dan Menulis apa bedanya ??


Silahkan simak perbedaan membaca dan menulis dalam kubu yang berbeda ckckck

A : Membacalah... gimana dia tau apa yang mau ditulis jika gak punya referensi.

B : Yakin, nggak bisa nulis tanpa referensi membaca? 
Apa hanya membaca yang bisa dijadikan referensi?

A : Kalau saya pribadi termasuk tipe yang mengedepankan referensi bacaan.

B : Berarti mbaknya sedang tidak belajar cara menjadi penulis.

A :  Penulis itu bentuknya variasi mas. Kalau hanya nulis status, tulis saja apa yang terlintas di pikiran, tapi jika bentuknya ilmiah tidak mengedepankan sumber bacaan, itu sama saja bunuh diri. Beda lagi kalau dia jurnalis, bukan hanya sumber bacaan dia yang akan melahirkan opini tapi juga fakta lapangan.

B : Kapan pertama kali mbak nulis?
Apakah waktu itu sebelum menulis mbak baca buku dulu lalu kemudian menulis?


A : Ayat pertama saja berbunyi, "Iqro!". Pertama kali saya pegang pena yang saya lakukan adalah mencoret, menggaris, menggambar (Karena ini adalah hal pertama yang dilakukan seorang anak : mengekspresikan apa yang termudah baginya untuk dilakukan) Kemudian diperlihatkan buku lalu saya mencontoh.Dari tiap huruf itu apa seorang anak dapat mengarangnya sendiri?

B :  "mengekspresikan apa yang termudah baginya untuk dilakukan."
Betapa beratnya seorang yang ingin menjadi penulis harus baca buku dulu sebelum menulis, sementara dia belum terbiasa menulis meski sudah bisa menulis.
 


Penjabaran bagus kok, mungkin lebih pas jika diletakkan di level seperti apa bidang penulisan yang ingin saya tekuni, bukan di level belajar cara menjadi penulis. 

A : Makanya saya bilang, penulis itu ragam bentuknya. Ya kalau level tulisan anak-anak, monggo... 

B : Point saya, belajar menjadi penulis. Bukan belajar tema apa yang harus ditulis. 

A : Maa sya Allah... berarti masnya belum menangkap komentar diatas. Bahkan untuk mengekspresikan hal termudah bagi seorang anak adalah dengan mencontoh.

Melihat dulu, means, membaca dulu. Nah, intensitas dan kuantitas membacanya itu yang saya rasa dikhaw
atirkan. Bagi pemula, menulis sesuai apa yang menjadi passion dia.

Misalkan dia suka fiksi, yang dia tulis nanti bisa berupa cerpen atau novel pendek. Dan ini bisa berdasarkan pengalaman pribadi atau pure imajinasi. Dan dalam perjalanannya dia kemungkinan akan mengalami stuck jika mengandalkan hal tersebut tadi, maka dari itu dia akan mulai mencari referensi bacaan.


B : Gimana ya... Memang sih, setahu saya nggak ada yang salah dari komen2 mbak. Mungkin kurang tepatnya adalah ketika saya ingin menghilangkan rintangan yang membebani orang yang "baru mau belajar", tapi mbaknya malah menjejali dengan rintangan2 tersebut.

Bahwa menulis itu nanti memang butuh referensi dengan membaca, saya setuju.


A : Ketika anjuran membaca dianggap menjejali dengan rintangan.... Ya, memang kita beda mazhab
 



   
 
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold silahkan gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic silahkan gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline silahkan gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought silahkan gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML silahkan gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silahkan parse dulu kodenya pada kotak parser di bawah ini.
Show Parser Box

Silahkan Komentar, Dengan Demikian Maka kami Dapat mengoreksi Diri..Thanks